Rabu, 10 April 2019

Sri Huning - Mustika Tuban

Sri Huning




Bowo

Sinebut pahlawan putri...
Sri Huning mustiko Tuban
putro kanjeng Sirolawe ......
Duk perang gung Bojonegoro...
bebelo Wiratmoyo...
Tan wurung Sri Huning sirno...
Dadi kusumaning bongso

Langgam

Sri Huning mustiko Tuban
Labuh tresno lan saboyo pati
Marang Raden Wiratmoyo
Ingkang pranyoto anandur branti

Sri Huning datan graito
Kang tinerko kadange pribadi
Wiratmoyo putro niro
Sirolawe adipati Tuban

Sri Huning putraning abdi
Wongsopati naliko inguni
Kapupuh ing madyo logo
Duk prang agung klawan Minak Jinggo

Katresnane Wiratmoyo
Tinampi dening Roro Sri Huning
Sanadyan pungkasaniro
Tekeng leno alabuh negari

https://youtu.be/foQemGbBzzk




Sri Huning Mustika Tuban

Sri Huning adalah seorang putri di Kadipaten Tuban. Memiliki dua orang kakak, Raden Wiratmoyo dan Raden Wiratmoko. Nah, Sri Huning dan R Wiratmoyo ini sebenarnya saling mencintai, namun berusaha mengabaikan perasaan tersebut karena mereka tahu kalau mereka itu adik dan kakak .
Akan tetapi, pada suatu hari Ibunda Wiratmoyo menceritakan pada putranya, bahwa sebenarnya Sri Huning itu anak angkat, ayah Sri Huning adalah Demang Wangsapati, pejuang kadipaten sebagai juru penyongsong, yang gugur bersama Adipati Ranggalawe (1282 - 1291) (yang notabene adalah kakek dari Wiratmoyo) pada saat terjadi pertikaian politik nan berdarah di kalangan interen Majapahit, sehingga Sri Huning cilik yang belum mengerti apa-apa lantas diasuh oleh keluarga kadipaten.
Wiratmoyo pastinya amat sangat bahagia mendengar cerita tersebut, dan menceritakannya kembali pada Sri Huning. Mereka lantas bergegas menemui ayahanda mereka, Sirolawe, sang Adipati Tuban (1291 - 1306). Namun, sayang sekali mereka terlambat. Adipati yang belum mengetahui perasaan mereka terlanjur meminang putri Kadipaten Bojonegoro untuk diperistri Wiratmoyo. lamaran tidak bisa dibatalkan, karena sudah keburu disetujui oleh Adipati Bojonegoro. Boleh dibilang, Kadipaten Tuban beruntung berhasil meminang sang putri yang bernama Kumoloretno, karena nyaris keduluan oleh Kadipaten Lamongan yang lamarannya ditolak karena terlambat.
Akhirnya, berangkatlah sang mempelai pria diiringi keluarga, termasuk Sri Huning, pergi mengikuti acara pernikahan di Bojonegoro. Ketika pernikahan berlangsung, tiba tiba datanglah pasukan dari Lamongan . Rupanya Jala Sudibyo, Adipati Lamongan ndak terima pinangannya ditolak, jadi berniat untuk menginvasi Bojonegoro dan memboyong paksa Kumoloretno.
Prajurit Tuban yang mengiringi keluarga kadipaten Tuban segera ikut membantu prajurit Bojonegoro, dan, Sri Huning ikut di dalamnya! Dia tidak akan membiarkan ada yang mengacau pernikahan orang yang dicintainya! Inilah kekuatan cinta yang menggelora!
Akhirnya Sri Huning berhadap-hadapan dengan Adipati Lamongan. Dan Sri Huning kalah dalam peperangan itu dan tewas.
Mendengar berita bahwa Sri Huning terbunuh oleh Adipati Lamongan, Wiratmoyo segera bergegas untuk berduel dengannya! Pertarungan demi cinta! Wiratmoyo juga gugur di tangan Adipati Lamongan..
Jadi dapat dibayangkan murkanya sang Adipati Tuban kala mendengar putra & ‘putri’-nya gugur di palagan! Adipati Tuban menyerang Adipati Lamongan!
Dan akhirnya Adipati Tuban berhasil mengalahkan Adipati Lamongan! Dengan gugurnya pimpinan mereka, prajurit penyerang jadi kehilangan moril dan semangat hidup .
Akhirnya, jasad Wiratmoyo & Sri Huning dimakamkan dengan layak, dan diharapkan bahagia hidup bersama di kehidupan yang lain. Sementara Kumoloretno kemudian dinikahkan dengan Wiratmoko, adik Wiratmoyo.















Kabupaten Tuban (Hanacaraka: ꦏꦧꦸꦥꦠꦺꦤ꧀ꦠꦸꦧꦤ꧀ Pegon: كَبُڤَتَينْ تُبَنْ), adalah salah satu kabupaten di Jawa Timur yang terletak di Pantai Utara Jawa Timur. Kabupaten dengan jumlah penduduk sekitar 1,2 juta jiwa ini terdiri dari 20 kecamatan dan beribukota di Kecamatan Tuban. Kabupaten Tuban mempunyai letak yang strategis, yakni di perbatasan Provinsi Jawa Timur dan Jawa Tengah dengan dilintasi oleh Jalan Nasional Daendels di Pantai Utara. Kabupaten Tuban berbatasan langsung dengan Rembang di sebelah barat, Lamongan di sebelah timur, dan Bojonegoro di sebelah selatan. Pusat pemerintahan Kabupaten Tuban terletak 100 km sebelah barat laut Surabaya, ibu kota Provinsi Jawa Timur dan 210 km sebelah timur Semarang, ibu kota Provinsi Jawa Tengah. Oleh karena itu, pada zaman dahulu Tuban dijadikan pelabuhan utama Kerajaan Majapahit dan menjadi salah satu pusat penyebaran Agama Islam oleh para Walisongo.


ꦏꦧꦸꦥꦠꦺꦤ꧀ꦠꦸꦧꦤ꧀ / كَبُڤَتَينْ تُبَنْ

Motto: Tuban Bumi Wali
ꦠꦸꦧꦤ꧀ꦧꦸꦩꦶꦮꦭꦶ

Semboyan: Spirit of Harmony
Slogan pariwisata: Tuban Kota Seribu Goa

Julukan: Kota seribu Goa, Kota Tuak, Bumi Wali, Bumi Ronggolawe, 
Kota Koes Plus, The Mid-East of Java


Tidak ada komentar:

Posting Komentar