Kamis, 11 April 2019

Raden Gatotkaca ꦫꦢꦺꦤ꧀ꦒꦠꦺꦴꦠ꧀ꦏꦕ

Raden Gatotkaca ꦫꦢꦺꦤ꧀ꦒꦠꦺꦴꦠ꧀ꦏꦕ



Raden Arya Gatotkaca, satriya ing Arimbiatmaja. Kacarita, otot kawat balung wesi. Sumsum gegana, dengkul paron, daging kencana, kulit tembaga, pupu mriyem, driji gunting, sikut palu. Ora tedhas tapak paluning pande sisaning gurinda. Ngganggo caping basunanda, kotang antakusuma. Yen udan ora kudanan, yen panas ora kepanasen. Bisa mletik tanpa suthang, bisa mabur tanpa elar.

Raden Arya Gatotkaca, satria dari Arimbiatmaja. Tersebutlah dalam cerita, otot kawat, tulang besi. Sumsum awan, lutut (dari atau seperti) baja penempa besi, daging emas, kulit tembaga, paha meriam, jari tangan gunting, sikut palu (godam). Kebal terhadap semua pukulan, tendangan, dan senjata yang terbuat dari besi/baja. Mengenakan caping basunanda, rompi antakusuma. Jika hujan tidak kehujanan, jika cuaca panas tidak kepanasan. Bisa melesat tanpa kaki, bisa terbang tanpa sayap.

Nama Senjata :  Caping Basunanda
Bentuk : Topi 
Pemilik : Gatot Kaca
Keampuhan : Manahan hujan dan terik matahari ketika terbang di angkasa.

Dikisahkan: Gatot Kaca juga memiliki pusaka lain yaitu Kotang (rompi) Antakusuma yang membuatnya bisa terbang secepat kilat. Tarumpah/trumpah (alas kaki) Pandakacarma yang bisa membuatnya tidak merasa takut ketika berada ditempat yang berbahaya. Aji Brajamusti  di telapak tangan kanannya yang membuat tamparannya ampuh dan mematikan. Aji Brajadenta di lengan kirinya untuk menyikut lawan hingga tewas. Aji Brajamalatan yang membuat ia berani menukik tajam. Serta Aji Brajawikalpa di gigi taringnya untuk menggigit dan memutus leher lawan.



Raden Gatotkaca, yen perang ora nate migunakake gaman. Yen mithing gulune mungsuh, dipluntir nganti pothol. Siyunge aran Siyung Kencana. Yen nyakot mungsuh, mungsuhe bisa tiwas. Amarga gagah prakosa, sekti mandraguna, tinatah mendat jinara menter, mula diumpamakake satriya otot kawat, balung wesi, sungsum gegala, driji gunting, kulit tembaga, sikut palu, dhengkul paron. Ngagem Kotang Antakusuma marakake bisa mabur tanpa elar. Bisa mletik tanpa suthang. 

Raden Gatotkaca, ketika perang tidak pernah menggunakan senjata. Kalau memenggal kepala musuh, diputar hingga putus. Gigi taringnya dinamakan Siyung Kencana. Kalau menggigit lawan, lawannya bisa langsung tewas. Karena gagah perkasa sakti mandraguna sering disebut sebagai satria otot kawat, tulang besi, sungsum gegala, jari gunting, kulit tembaga, sikut palu, lutut paron. Memakai Rompi Antakusuma yang menjadikannya bisa terbang tanpa sayap. Bisa melesat dengan lincah.

Senjata milik Gatotkaca (ꦫꦢꦺꦤ꧀ꦒꦠꦺꦴꦠ꧀ꦏꦕ)

caping basunandha, kotang antakusuma. aji-aji brajamusti, panca bajra, krincing wesi, bajingiring, garuda ngapak, narantaka (saka Gandamana), trumpah madukacermo

garuda ngapak


Tarian Garuda Ngapak
https://youtu.be/FIe3YZ3LyIk


Gatotkaca (ꦫꦢꦺꦤ꧀ꦒꦠꦺꦴꦠ꧀ꦏꦕ) Melawan Naga Percona (ꦤꦒꦥꦼꦂꦕꦺꦴꦤ)
Gatotkaca adalah nama pemberian dari Dewa, sedangkan nama pemberian dari orang tuanya yaitu Jabang Tetuko. Gatotkaca merupakan salah satu tokoh pewayangan yang terkenal sakti mandraguna dengan segala ilmu dan aji-aji pamugkasnya seperti Brajamusti, Krincing Wesi, Bajingiring, Garuda ngapak dan sebagainya. Gatotkaca dipercaya dewa untuk menaklukkan Naga Percona.
Setelah tali ari-ari Jabang Tetuko bisa dipotong, Jabang Tetuko diantar kekahyangan guna memenuhi janji pada Batara Guru. setelah Jabang Tetuko sampai dikahyangan, Jabang Tetuko diutus oleh Batara Guru untuk melawan Naga Percona dengan meletakkan Jabang Tetuko ditengah jalan menuju gerbang, yang terus diawasi oleh Arjuna dan para Dewa. Tidak lama setelah Jabang Tetuko diletakkan, Naga Percona datang mengampiri Jabang Tetuko. Naga Percona meledek Batara Guru karena dianggapnya sudah gila menyuruh Naga Percona bertarung melawan bayi yang belum bisa apa-apa, Naga Percona kemudian mendekatkan wajahnya ke Jabang Tetuko, namun tidak disangka-sangka tangan Jabang Tetuko mengayun dan berhasil melukai salah satu mata Naga Percona hingga buta. Sontak Naga Percona marah dan membanting Jabang Tetuko kearah pintu gerbang hingga tewas. 
Setelah itu, Batara Guru memerintahkan Batara Narada dan Batara Bayu untuk memasukkan Jasad Tetuko kekawah Candradimuka beserta senjata para dewa untuk membentuk tubuh ksatria yang gagah dan hidup kembali. Kemudian, para Dewa memberikan pakaian dan perhiasan serta memberi nama baru Jabang Tetuko menjadi Gatotkaca. Dengan kehidupan yang baru dan nama yang baru Gatotkaca kembali bertempur melawan Naga Percona, hingga akhirnya berhasil merobek mulut dan tubuh Naga Percona hingga menjadi dua bagian. Setelah kematian Naga Percona, kehidupan kahyangan kembali damai, sekaligus awal kepahlawanan Gatotkaca sang Putra Bima.



Naga Percona ꦤꦒꦥꦼꦂꦕꦺꦴꦤ

Naga Percona adalah seorang raja raksasa dari Kerajaan Gilingwesi. Ia ingin beristri. Dalam hatinya ia sangat menyukai seorang dewi dari khayangan yang bernama Dewi Supraba. Naga Percona pun menyuruh seorang emban dari istananya yang terkenal sakti yaitu nenek Sekarlaras untuk pergi ke istana Jonggringsalaka sebagai wakil dirinya untuk melamar Dewi Supraba. Nenek Sekarlaras pun segera melaksanakan perintah rajanya. Di Jonggringsalaka, para dewata merasakan hawa panas mendekat ke khayangan.

Semua berkumpul menghadap Hyang Jagatnata Bhatara Guru untuk berdiskusi. Bhatara Guru memerintahkan untuk bersiap siaga di setiap perbatasan jalan masuk Jonggringsalaka. Bhatara Indra, Bayu, Kamajaya dan Sambo yang ikut hadir di pertemuan itu segera menuju perbatasan khayangan. Benar saja, tak lama nenek Sekarlaras datang dan menyampaikan maksud untuk meminang Dewi Supraba. Para dewata kaget dengan cara nenek Sekarlaras yang tidak sopan itu.

Mereka pun menolak nenek Sekarlaras memasuki Jonggringsalaka. Nenek Sekarlaras pun mengeluarkan kesaktiannya melawan para dewata. Baku hantam terjadi namun sang nenek emban itu termasuk kuat untuk bisa dikalahkan. Hingga akhirnya Bhatara Bayu yang datang dan memerintahkan angin untuk menghempas nenek Sekarlaras hingga terpental dan jatuh dengan keras tepat di halaman istana Gilingwesi. Meski masih hidup namun nenek Sekarlaras kesakitan. Naga Percona yang segera menghampiri nenek Sekarlaras yang sudah setengah mati.





Gatotkaca dina budaya pawayangan Sunda jeung Jawa Dina pawayangan Sunda jeung Jawa, dicaritakeun Gatotkaca ngabogaan kasaktian pikeun ngapung sarta miboga "otot kawat jeung tulang beusi". 
Ngaran séjén Gatotkaca nyaéta Jabang Tutuka. 
Gatotkaca boga pakéan Caping Basunanda (pikeun panyalindungan tina hujan jeung panas poé), Kutang Antakusumah (pikeun ngapung), sarta Tarumpah Prabakacarma (kagunana moal kagamah lamun ngaliwatan jalan atawa tempat anu angker). 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar